Lagu, Komposisi, Puisi, dan Pertunjukan dari Maha Guru Ching Hai (vegan), Bagian 28 dari Banyak Seri

“Untuk semua hari dan bulan saya memohon perubahan Hidup berada di tangan yang terbebaskan Dunia penderitaan masih memiliki jantung Musim Semi Tidakkah Anda tahu bulan yang sebenarnya bersinar berkalpa-kalpa! Segala sesuatu adalah fana; semua tidak dalam bentuk yang sebenarnya; hanya cahaya Kebenaran yang tidak berubah. Selama ribuan tahun, cahaya itu terus menyinari dunia dengan tenang, membimbing manusia untuk kembali ke jati dirinya.

Waktu terus mengalir tanpa henti Lima tahun, namun bunga aprikot masih mekar di musimnya Angin musim semi mengantar pada dinginnya malam Merindukan kuil kuno dan tanah airku masih ada

Musim semi datang dengan segala kelimpahan. Kekhawatiran dan kesengsaraan akan lenyap, Di suatu tempat setangkai bunga aprikot kuning. Membawanya pulang untuk menghangatkan hati di musim dingin yang tandus ini

Untuk semua hari dan bulan saya memohon Perubahan hidup berada di tangan yang terbebaskan Dunia penderitaan masih memiliki jantung Musim Semi Tidakkah kau tahu bulan yang sebenarnya bersinar berkalpa-kalpa!

Semua kekosongan terbungkus dalam hati Untuk kekasihku, setangkai mawar tetap ada di dunia Dengan bangga berdiri di tengah-tengah sungai yang luas Awan dan sungai tetap ada di sini selamanya

Kepulangan adalah waktu perayaan yang meriah. Semangat seseorang terangkat dengan harapan penuh sukacita bahwa orang yang dicintai menunggu dengan setia melalui jejak waktu. Tanda penyambutan dengan lembut menghangatkan hati yang rindu. Dalam keheningan, semua diucapkan

Aku akan pulang, aku telah menyelesaikan waktuku Sekarang aku harus tahu apa yang menjadi milikku dan bukan milikku Jika kau menerima suratku, memberi tahu aku akan segera bebas Dan kau tahu yang harus dilakukan jika kau masih menginginkanku Jika kau masih menginginkanku La la la la... Nah, ikatkan pita kuning 'melingkari pohon ek tua Setelah tiga tahun yang panjang, apakah kau masih menginginkanku? Jika aku tak mau melihat pita kuning 'melingkari pohon ek tua itu Aku akan tetap tinggal di dalam bus, lupakan kita, salahkan aku jika aku tak mau melihat pita kuning 'melingkari pohon ek tua itu. Sekarang aku mendengar seluruh bus bersorak dan aku tidak percaya aku melihat (Apa?) seratus pita kuning 'melingkari pohon ek tua

Selama rentang waktu, kerinduan masa lalu dan impian masa depan selalu melampaui hukum alam yang akan musnah, bertransformasi menjadi endapan yang beristirahat dengan tenang di kedalaman sungai yang terus mengalir. Suatu hari, bintang-bintang dan Bulan akan muncul untuk menerangi setiap sudut dan menghidupkan kembali setiap kenangan, setiap tarikan napas, setiap senyuman, dan setiap tetesan air mata lembut di masa lalu. “Melawan arus zamrud, melawan arus waktu, Berhari-hari dan berbulan-bulan muncul seperti di mimpi. Hari ini aku berjalan di sepanjang jalan lama, Mengenang kembali setiap detik, setiap menit, setiap jam...”

Jalan setapak hari ini bermekaran dengan bunga mawar. Sama seperti saat pertama kali kita bertemu Sama seperti saat pertama kali aku datang berkunjung... Jalan hari ini bermekaran dengan bunga-bunga putih Sama seperti saat pertama kali aku datang mengunjungimu. Sama seperti saat pertama kali kita bertemu. Bunga-bunga itu adalah bunga liar, tapi sangat indah! Sungai hari ini hanya setengah penuh Mengalir dengan lembut seperti saat pertama kali kita bertemu Mengalun dengan lagu-lagu keabadian yang agung Manis seperti cinta saat masih baru dan segar. Melawan arus zamrud, melawan arus waktu, Berhari-hari dan berbulan-bulan muncul seperti dalam mimpi. Hari ini aku berjalan di sepanjang jalan lama, Menghidupkan kembali setiap detik, setiap menit, setiap jam ...

Cinta antara manusia dan antara manusia dan hewan peliharaan mereka sangat menyentuh mendalam di hati kita. Tetapi mengabdikan diri kepada Ilahi Yang Tak Terbatas yang menuntun manusia melewati lautan penderitaan dan ketidaktahuan. Cinta itu ada di mana-mana dan tak terbatas seperti alam semesta, seperti Bulan, bintang-bintang, awan, dan air. “Oh, kenangan dari mata yang bagaikan samudra biru Bagaikan bintang-bintang cemerlang yang menerangi jiwaku Rambut beludru bagaikan awan keemasan di senja hari Menenun mimpi-mimpi tentang cinta kita yg membara di zaman kuno”

Dan dalam perjalanan mencari Kebenaran atau Tao (Jalan) di dunia ini, praktisi sejati telah tanpa lelah menyeberangi banyak sekali pelabuhan, sungai, samudra, padang pasir, gunung, dan hutan. Hari reuni yang penuh sukacita adalah waktu yang penuh berkah ketika Kebenaran terungkap. “Oh, alam semesta yang terkasih! Cintaku selama berabad sekarang ada di sini. Kedatanganmu mengangkat banyak sekali dunia Gelombang sukacita mencapai galaksi terjauh sekalipun.”

Malam ini beristirahat di bawah bintang-bintang yang bersinar Pikiranku ada pada yang satu dari planet-planet yang jauh Ruang dan waktu tidak memisahkan cinta suci kita Hatiku layu, menunggu sejak berabad-abad yang lalu. Di manakah kau dalam transmigrasi yang luas ini? Aku telah mencari di jutaan galaksi Kaki lelah di ribuan dunia yang bergejolak, Tidakkah kau kenal?

Ingatkah kau bukan api kuno? Aku telah menjelajahi seluruh alam semesta Kerinduan untuk bertemu kembali denganmu, kekasihku Oh, kenangan akan mata yang bagaikan samudra biru Bagaikan bintang-bintang cemerlang yang menerangi jiwaku Rambut beludru bagaikan awan keemasan saat senja Menenun mimpi-mimpi tentang cinta kita yg membara di zaman kuno

Masih terpesona oleh bulan keemasan saat ribuan musim gugur berlalu, Seperti hatiku, merindukanmu tanpa akhir. Akankah kita bertemu ribuan tahun lagi? Bantal yang dibasahi air mata Bulan dan bintang, awan yang tenggelam dalam kesedihan.

Apakah kau tahu kesedihanku yang luar biasa? Di samudra luas, meneteskan air mata kerinduan! Melihat bulan purnama, dapatkah kau tahu bahwa ia mulai memudar?